Aku menghela nafas dengan berat. Merasakan perihnya duri yang
tertancap di hatiku. Lama aku termenung dalam kamar. Tak tau harus
berbuat apalagi untuk mengobati rasa perih ini. Bibirku tertutup rapat.
Mataku sayu tapi tak berani mengeluarkan air mata. Aku memang tak ingin
menangis. Aku tak mau lemah. Tapi sakit, perih, sesak semakin memuncak
di hatiku.
“jangan ngambek terus dong, Ris! Kamu kok jadi manja gini sih…” kata
Aim dengan nada kesal.
“apa sih? Memangnya salah kalau manja?” jawabku nggak mau kalah.
“salah. Ini bukan Risa yang kukenal.”
“bilang aja kamu nggak peduli. Sana pergi! Nggak usah sok perhatian
lagi sama aku.”
Kepingan cerita bersama Aim terbayang tanpa sadar. Aim memang hanya
teman bagiku. Walau aku tak tau dia menganggapku sebagai apa. aku
terlanjur terbiasa dengan semua perhatian yang dia berikan. Tapi entah
kenapa aku tak pernah melihat semua kebaikannya. Mataku terlalu buta
dengan sikap ego yang terus bersinggah di dalam diriku.
Kemudian kepingan kisahku yang lainnya terbayang secara bergantian.
Kepingan bersama orang-orang yang telah menyayangiku dengan tulus tapi
sedikitpun aku tak pernah melihat mereka. Melihat semua ketulusan yang
harusnya kubalas dengan sepantasnya.
“kamu tau nggak? Walau aku sibuk tapi yang paling membuatku sibuk
adalah memikirkanmu.” Kata kak Miftah dengan mengeluarkan jurus
rayuannya.
“iyakah? Aku jadi pengen jatuh saking terharunya denger ucapan kamu,
kak.” Kataku sambil nyengir kecut ketika menatap matanya.
Aku selalu menganggap semua kata-kata yang dilontarkannya hanyalah
kebohongan. Itu terlalu berlebihan untuk cowok yang sudah memiliki pacar
seperti kak Miftah. Aku heran kenapa dia melakukan hal bodoh yang hanya
akan menjatuhkan harga dirinya. Pikir saja, dia sudah mempunyai pacar
tapi masih menginginkanku? Yang benar saja!
“aku sayang Lia, Ris. Tapi aku juga sayang kamu. Aku nggak bisa
lupain kamu sampai sekarang. Aku masih nggak rela lepasin kamu.” Kata
Adit dengan nada lirih.
“huh, masih sayang malah jadian sama orang lain.” Kataku dengan
ketus.
“kamu yang putusin aku kan? Aku jadian sama Lia awalnya Cuma buat
lupain kamu!.”
“apa? jadi mau nyalahin aku ya?”
“huft.. iya maaf.. jangan marah lagi. Mau kan kamu tetep disampingku
walau bukan jadi milikku?”
Aku menatapnya dan terdiam. Si mantan yang bodohnya masih menyimpan
perasaan untukku. Walau aku pun masih menyayanginya. Otakku berputar dan
muncul sebuah rencana untuk membalas semua kejahatan yang telah dia
perbuat padaku. Aku tersenyum manis kepadanya. Senyum palsu untuk
membuatnya menangis.
“Ris, beneran kamu nggak mau balikan sama Adit? Aku relain dia kalau
kamu memang masih sayang.” Lia tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang
sebenarnya tak ingin kudengar.
“Aku memang masih sayang. Tapi aku nggak mau balikan.”
“kenapa?”
“aku nggak suka cowok gampangan.” Kataku ketus.
Semuanya teringat jelas dalam ingatnku. Dan itu membuatku sangat
bersalah. Kesepian yang memuncak karena mereka mulai meninggalkanku. Dan
kalut yang semakin menyertaiku. Mereka banyak berbuat baik padaku walau
cacat sikap kadang muncul tapi apa yang telah aku lakukan untuk mereka?
Aku merenung dan kembali berpikir. Air mata mulai menyapaku. Nggak!
Nggak boleh lemah. Nggak boleh nangis! Teriakku dalam hati.
Aku membuka ponsel yang beberapa hari kubiarkan tergeletak di meja
rias dengan keadaan non aktif. Dering SMS terus
berbunyi ketika aku baru menyakan ponselku. Puluhan pesan masuk dalam
kotak masukku. Perlahan aku membacanya satu per satu. Rasanya aku tak
percaya. Mereka yang mengirim pesan padaku. Mereka yang kupikir jenuh
kepadaku atas sikap ego yang selama ini hinggap dalam diriku. Dan yang
membuat tak percaya lagi, mereka mengkhawatirkanku! Aku yang beberapa
hari ini tak melihat dunia. Hatiku terenyuh.
Senyumku merekah saking senangnya. Semangatku perlahan bangkit.
Otakku mulai rileks merangkai kata-kata maaf untuk mereka. Mengenyahkan
egoku. Menghapus kesendirianku. Mengobati rasa bersalahku. Memperbaiki
semuanya. Tak ada ego lagi. Tak ada dendam lagi. Janjiku dalam hati. Ya,
kurasa aku tau apa yang akan aku lakukan setelah ini.
Jumat, 02 Maret 2012
egoku
20.03
No comments
0 komentar:
Posting Komentar